Media Tanam Hidroponik
Pada sistem hidroponik, media tanam tidak berfungsi sebagai media tumbuh karena media tumbuh tanaman hidroponik adalah air yang dicampur dengan nutrisi. Sehingga media tanaman pada sistem hidroponik lebih berfungsi sebagai media ‘cengkraman’ bagi akar, sehingga tanaman dapat berdiri dengan kokoh. Karena fungsinya hanya sebagai media cengkraman akar, maka media tanam pada sistem hidroponik harus merupakan media tanam yang steril. Steril disini berarti bebas dan bersih dari unsur hara terlarut ataupun bakteri / jamur. Jika media tanam hidroponik ini tidak berada dalam kondisi yang steril, maka akan mempengaruhi daya penyerapan akan atau bahkan menjadi penyebab berkembangnya bakteri penyakit yang merugikan.
Terdapat banyak jenis media tanam hidroponik yang dapat dijadikan pilihan sesuai dengan kebutuhan. Keuntungan dari media tanam hidroponik ini salah satunya adalah dapat digunakan lebih dari satu kali, sehingga lebih menghemat biaya produksi. Berikut ini akan dijelaskan beberapa bentuk media tanam hidroponik yang sering digunakan dalam bertanam secara hidroponik.
Rockwool
Merupakan media tanam yang sangat populer dalam bertanam hidroponik. Rockwool memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh media tanam lain, yaitu memiliki perbandingan komposisi air dan udara yang dapat disimpan dalam media ini. Rockwool terbuat dari bebatuan, umumnya kombinasi dari batuan basalt, batu kapur, dan batu bara, yang dipanaskan mencapai suhu 1600 derajat Celcius sehingga meleleh menjadi seperti lava, dalam keadaan mencair ini, batuan tersebut disentrifugal membentuk serat-serat. Setelah dingin, kumpulan serat ini dipotong dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan.
Hydroton
Media ini pertama kali diproduksi masal di Jerman, bentuknya bulat menyerupai kelereng dimana bahan dasar dari hydroton adalah tanah lempung. Sama halnya dengan Rockwool, hydroton juga memiliki kemampuan menyimpan air yang baik. Selain itu media ini juga memberikan sirkulasi udara yang baik untuk akar tanaman. Kelebihan lain dari media tanam hydroton ini adalah memiliki pH yang netral, bersih dan steril. Hydroton cocok untuk bertanam hidroponik pada tanaman sayur buah, seperti cabet atau tomat.
Cocopeat dan Sekam Bakar
Media tanam ini merupakan hasil olahan dari sabut kelapa, dengan hasil olahannya berbentuk serbuk. Sebelum menjadi cocopeat, serbuk kelapa harus direndam dan difermentasi kurang lebih selama 6 bulan untuk mensterilisasi zat-zat yang dapat merugikan tanaman, seperti zat tanin. Karena bentuk nya yang serbuk, cocopeat mudah memadat jika terkena air. Daya serap air yang tinggi, tidak diimbangi dengan sirkulasi yang baik, akan membuat media ini memadat sehingga rawan menyebabkan akar tanaman membusuk. Sedangkan Sekam Bakar adalah media yang dihasilkan dari hasil pembakaran kulit padi. Sekam Bakar sangat cocok sebagai campuran dalam media pembibitan tanaman hidroponik. Karena memiliki kelembaban dan sirkulasi udara yang baik.
Perlite
Media ini berasal dari batuan gunung berapi, sehingga langsung didapat dari alam. Perlite merupakan batuan yang memiliki rongga-rongga udara cukup besar, sehingga mampu menyimpan oksigen dan air dengan cukup baik. Hanya saja, untuk dapat digunakan sebagai media tanam hidroponik harus melalui proses pengolahan yang cukup panjang. Sehingga dengan proses yang panjang tersebut, harga perlite cenderung lebih mahal dibandingkan dengan media tanam hidroponik lainnya.
Busa
Media ini memiliki sifat yang sama dengan busa pada umumnya, tetapi ini dibuat khusus untuk tanaman hidroponik. Sehingga busa ini berada dalam kondisi bersih dan steril. Dikarenakan diproduksi secara khusus untuk tanaman, busa ini jarang digunakan dalam sistem hidroponik karena harganya cukup mahal.
Dipersembahkan oleh : DuniaPertanian.net
Bagikan ke teman-temanmu yuk...