Hidroponik, Teknik Budidaya Tanaman Modern


Hidroponik, Teknik Budidaya Tanaman Modern - Istilah Hidroponik tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Namun dalam penerapanya belum semua orang tahu dan dapat mengimplementasikanya. Di kalangan masyarakat belum banyak yang mengembangkan sistem hidroponik ini baik sebagai penyaluran hobby bercocok tanam apalagi sebagai  tujuan keberhasilan usaha agribisnis. Hal ini dapat di maklumi karena hidroponik memerlukan biaya lebih tinggi dari pada budidaya tanaman secara konvensional.

Istilah hidroponik (hydroponic) berasal dari kata hydro dan ponos. Hydro berarti air dan ponos berarti daya. Jadi secara singkat hidroponik dapat diartikan teknik budidaya tanaman dengan menggunakan air sebagai media utamanya. Dengan teknik ini maka bercocok tanam tidak lagi tergantung pada media tanah, sehingga cocok/ sesuai untuk di terapkan di wilayah perkotaan yang sulit mendapatkan lahan kosong. Salah satu contoh sukses penerapan teknik hidroponik ini adalah yang telah di lakukan di rusun Marunda, Jakarta barat yang di prakarsai oleh gubernur DKI Joko Widodo. Dengan teknik hidroponik para petani rusun marunda menghasilkan total omset Rp 24 juta per bulan.



Media Tanam Inert Hidroponik

 Media tanam Inert adalah media tanam penunjang selain media tanam utama (air). Media tanam ini tidak diharapkan adanya unsur hara tetapi hanya berfungsi sebagai penyangga atau tambatan akar, Media inert yang baik harus bersifat porus, tidak membusuk dan tidak menyimpan air dalam jumlah berlebihan. Contoh media tanam inert hidroponik antara lain :
- Batu kerikil
- Pasir steril
- Spons/busa
- Serbuk kayu
- Rock wool
- Arang sekam dll,

Jenis Pola Cocok Tanam Hidroponik.

Jenis jenis teknik budidaya tanaman hidroponik antara lain :

1. Hidroponik NFT

Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) adalah salah satu sistem hidroponik dengan meletakkan akar tanaman pada air yang mengalir tipis menyerupai film. Air tersebut mengalir tipis antara 3 - 4 mm, tersirkulasi dan mengandung unsur hara sesuai kebutuhan tanaman sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik

Prinsip dasar hidroponik NFT ini adalah bibit di tanam pada setreofoam yang di letakkan di atas talang PVC. Talang tersebut disusun secara paralel dengan kemiringan 5% (5cm/m). Kemudaian talang tersebut dialiri air nutrisi tipis antara 3-4mm secara terus menerus atau bersling 10 menit. Sirkulasi air nutrisi dapat dilakukan dengan pompa listrik dengan kekuatan tertentu dari bak penampung air.

2. Hidroponik Ebb and Flow/ Flood and Drain


Sistem hidroponik ebb and drain di sebut juga hidroponik pasang surut. Disebut hidroponik pasang surut karena pemberian nutrisi pada akar tanaman dilakukan dengan menggenangi (pasang) dan surut secara bergantian.

Setelah tanaman di tanam pada pot dengan media tanam berupa arang sekam atau media inert lainya, kemudian di letakkan pada sebuah bak. Bak tersebut dialiri air nutrisi secara berseling dengan batas waktu 10 menit pasang dan 10 menit surut. Air yang berisi nutrisi di tampung dalam bak penampungan dan di pompakan kedalam bak yang berisi pot tanaman secara teratur, yang dapat di atur secara otomatis dengan perangkat pengatur waktu atau timer.

3. Hidroponik Rakit Terapung (Floating Raft)

Sistem hidroponik rakit apung adalah tanaman ditanam pada media inert yang dapat terapung (menyerupai rakit) kemudian di letakan pada kolam penampung air. Kedalaman kolam kurang lebih 40 cm, berisi air bernutrisi. Fasilitas penunjang lainya untuk hidroponik rakit apung ini adalah aerator, yang berfungsi untuk menghasilkan oksigen dalam air sehingga kebutuhan oksigen tanaman dapat terpenuhi. Kekurangan oksigen dapat menghambat proses penyerapan nutrisi oleh akar.

4. Hidroponik Deep Flow Technique

Hidroponik Deep Flow Technique (DFT) pada prinsipnya menyerupai hdroponik NFT, hanya saja talang tempat tanaman dipasang datar/tidak miring yang memungkinkan air tergenang. Larutan air di biarkan tergenang dengan aliran lambat, dengan kedalaman 8 cm.

5. Aeroponik

Prinsip dasar Aeroponik adalah tanaman di tempatkan pada media inert(sterofoam) dengan akar menggantung di bawawhnya, kemudian nutrisi di berikan dengan cara penyemprotan hingga terbentuk kabut. Penyemprotan nutrisi dilakukan dengan peralatan springkle selama 24 jam secara terus menerus atau berseling dangan rentang waktu 10 menit.
Aeroponik pada tanaman Kentang

Dipersembahkan oleh : DuniaPertanian.net
Bagikan ke teman-temanmu yuk...

Postingan populer dari blog ini

Jangan Salah Pilih Bibit Tanaman Hidroponik

Persiapan Lahan Budidaya Cabai Hidroponik Sistem Fertigasi

Cara Menanam Selada Hidroponik