Macam-macam Sistem Hidroponik Dalam Pertanian


Macam-macam Sistem Hidroponik Dalam Pertanian – Apabila anda sudah mengenal tentang ragam media tanam dan nutrisi untuk menanam beberapa jenis tanaman dengan sistem hidroponik.

Maka melalui artikel kami kali ini akan mengenalkan kepada anda tentang sistem tanam hidroponik yang biasa dimanfaatkan dalam skala kecil berupa hobi maupun pertanian hidroponik.

Dalam bercocok tanam dengan hidroponik, biasanya dikenal 8 sistem yang wajib diterapkan agar pertanian  yang  direncanakan berjalan lancar, apa sajakah itu? Mari kami kenalkan satu -persatu :

kampanye

1). Sistem statis atau passive technique

Sistem ini merupakan langkah awal yang harus anda ketahui yaitu sistem statis yang memiliki perbedaan terhadap sistem statis terutama untuk air larutan yang bernutrisi agar tidak bersirkulasi atau naik ke media tanam karena pada sistem ini akar tanaman akan terendam langsung ke larutan nutrisi.

Untuk pemenuhan kebutuhan oksigen bisa dibantu melalui aerator aquarium atau ditambahkan dengan sedotan untuk meniupkan udara ke dalam larutan.

Sistem statis ini biasa dimanfaatkan untuk skala hobi, dan tepat diaplikasikan untuk jenis tanaman hias atau tanaman sayuran yang berumur pendek seperti selada dan sawi.

2). Sistem wick atau sistem sumbu

Berbeda dengan sistem statis, sistem wick (sistem sumbu) adalah sistem yang memanfaatkan sumbu untuk mengalirkan air larutan nutrisi hingga ke atas sampai mencapai media tanam dan akar tanaman.

Media yang dimanfaatkan sebagai sumbu biasanya mengaplikasikan kain flanel. Sistem satu dan dua masih bersifat sederhana (sistem statis dan sistem sumbu) hanya bisa dibuat dengan barang-barang yang sudah tidak terpakai di rumah atau barang bekas.

3). Sistem run to waste atau sistem siram

Sistem yang ketiga sama dengan sistem penanaman convesional yang membutuhkan penyiraman setiap hari. Untuk hidroponik yang memakai sistem ini, air nutrisi yang disiramkan dan membasahi  media/tanaman tidak digunakan lagi setelah satu kali pakai melainkan langsung dibuang.

Penyiramannya bisa dilakukan dengan manual ataupun dengan dibantu memakai pompa air dan timer listrik.

4). Sistem water culture atau rakit apung

Sistem water culture atau rakit apung merupakan sistem tanam aktif yang juga sifatnya sederhana, hanya dengan memanfaatkan media styroform untuk mengapungkan tanaman di atas air larutan nutrisi yang dibantu dengan pompa udara yang berfungsi untuk menyuplai oksigen bagi akar tanaman.

5). Sistem NFT (Nutrient Film Technique)

Sistem NFT ini cukup populer dipakai di Indonesia, dimana sistem dengan NFT ini adalah akar tanaman tumbuh pada lapisan kolam air yang paling dangkal dan mudah tersirkulasi sehingga tanaman bisa memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen.

Sistem NFT ini dirancang dengan kemiringan tertentu dengan tujuan agar air dengan mudah mengalir hingga bisa bersirkulasi.

Sistem ini biasa dibantu dengan memakai pompa air untuk mengalirkan air larutan nutrisi ke bagian paling atas.

Karena kebutuhan akan listrik yang wajib dipenuhi dalam skala besar, banyak petani yang melakukan sedikit modifikasi dengan cara membuat sistem tanggul, supaya saat listrik mati maka nutrisi masih bisa di supply karena air masih sedikit menggenang di dalam kolam.

6). Sistem pasang surut (ebb and flow)

Sistem pasang surut ini pada umumnya digunakan untuk media tanam di dalam pot seperti tanaman bunga hias krisan dan aster.

Pot diletakan dalam bak-bak penampungan, untuk kemudian dialiri dengan larutan nutrisi hingga ketinggian tertentu sampai semua akar tanaman terendam.

Dan setelah terendam maka dalam waktu tertentu larutan nutrisi akan disurutkan kembali sehingga akar tanaman tidak jenuh terhadap air.

7). Sistem fertigasi (irigasi tetes)

Sistem fertigasi merupakan salah satu sistem yang paling sering dipakai dalam skala industri.

Sistem ini dilakukan dengan cara memberikan air dan larutan nutrisi sedikit demi sedikit secara berkelanjutan di sepanjang hari.

Setetes demi setetes adalah bermanfaat untuk menjaga tanaman mendapatkan asupan nutrisi dan air yang cukup.

8). Sistem aeroponik

Sistem terakhir adalah aeroponik merupakan pilihan sistem hidroponik yang dimanfaatkan dalam skala industri, di Indonesia sistem ini sudah dipraktekkan walau hanya dalam skala kecil saja.

Hidroponik dengan sistem ini adalah cara bercocok tanam dimana akar tanaman dibiarkan menggantung di udara  tanpa media kemudian nutrisi akan diseprotkan melalui sprayer ke akar tanaman tersebut.

Baca Artikel Lainnya :

  • Penyakit Ini Biasa menyerang Tanaman Hidroponik
  • 5 Jenis Tanaman Hias Hidroponik
  • Panduan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Secara Kimia

Demikian pengenalan sistem yang biasa digunakan dalam berhidroponik, masing-masing dari sistem tersebut di atas berfungsi sesuai levelnya. Pastikan anda terus ikuti panduan berhidroponik di belajar hidroponik pada internet atau pelatihan dibidang ini.


Dipersembahkan oleh : DuniaPertanian.net
Bagikan ke teman-temanmu yuk...

Postingan populer dari blog ini

Jangan Salah Pilih Bibit Tanaman Hidroponik

Persiapan Lahan Budidaya Cabai Hidroponik Sistem Fertigasi

Cara Menanam Selada Hidroponik